Jogja HipHop Foundation (JHF) yang awal dibentuk tahun 2003,didirikan oleh Mohamad Marjuki yang biasa dikenal dengan Kill The DJ disuport juga oleh grup hiphop asli Jogja lainnya yaitu Jahanam (Heri Wiyoso a.k.a M2MX dan Balance Perdana Putra a.k.a Ngila) dan Rotra (Janu Prihaminanto a.k.a ki Ageng Gantas dan Lukman Hakim a.k.a Raja Pati). JHF sendiri sebenarnya adalah sebuah komunitas raper di Jogja yang sifatnya nggak mengikat, jadi boleh keluar masuk semaunya dan nggak ada paksaan.
Grup rap HipHop berbahasa Jawa ini selalu membawa kritikan sosial dan politik dalam setiap syairnya. Jadi kalo ngerti bahasa Jawa, isinya memang dahsyat banget karena kita bisa tahu maksud apa yang bakal mereka bawa.
Baju batik,topi dan sepatu kets adalah ciri khas bagi mereka sewaktu manggung, yang alasannya demi kesetiaan mereka untuk berekspresi disamping selalu nunjukkin irama musik Jawa di dalam hasil karyamereka. Dari keunikan merekalah, sebuah produk prosessor komputer mau jadiin mereka sebagai bintang iklan di tv dalam bentuk sebuah film pendek dokumenter bikinan JHF sendiri yang ceritanya perjalanan selama tujuh tahun Komunitas Jogja Hip Hop Foundation yang berjudul "Hip Hop Diningrat".
Tembang rap hiphop yang membawa mereka tenar sekarang ini adalah “Jogja Istimewa” yang isinya rasa bangga akan daerah kelahiran mereka. Menurut sang pentolan, Mohamad Marjuki(Kill The DJ) "lirik dan syair Jogja Istimewa diambil dari kata-kata yang bersejarah oleh para tokoh pendiri bangsa, saya hanya memodifikasinya. Jadi kalo bilang liriknya arogan, silahkan komplain sama Soekarno, M Hatta, Sultan HB9, Ki Hajar Dewantoro dll.
"